Hari ini :
You are not log in? >> Please Login
(::
SILAHKAN PASANG IKLAN DISINI HANYA rp 25 Ribu/ Bln. Hubungi 0819 0421 5433

Olah Data SPSS :

Uji Validitas&Reliabilitas :

Item soal < 20 : 25rb/variabel

Item soal > 20 : 30rb/variabel

Item soal > 40 : 45rb/variabel

Uji Deskriptif :

Responden < 30 : 25rb/2 variabel

Responden > 30 : 35rb/ 2 variabel

Uji Korelasi :

Responden < 30 : 40rb

Responden > 30 : 50rb

Uji Asumsi Klasik :

Responden 100 : 40rb/variabel

Responden > 100 : 50rb/variabel

Uji Parametrik :

Responden < 100 : 75rb (3 variabel ) 100rb (4-5 variabel)

Responden > 100 : 100rb (3variabel) 150rb (4-5 variabel)

Olah Data LISREL Uji Parametrik : mulai dari Rp.300rb

Konsultasi Penulisan Tugas Akhir :

Privat : 50rb/90menit

Kolektif (minimal 3 orang) : 40rb/90menit/orang

Klasikal : (minimal 10 orang) : 35rb/90menit/orang

Pelayanan Konsultasi Penulisan Tugas Akhir :

1. Tips penyusunan

2. Solusi Revisi

Asistensi Penulisan Tugas Akhir : (bahan sudah ada, tinggal menyusunkan)

Latar Belakang Masalah : 100rb-150rb

Pustaka : 150rb-300rb

Metode Penelitian : 150rb-200rb

Hasil Penelitian : 300rb-650rb

Editing Penulisan Tugas Akhir :

Latar Belakang Masalah : 50rb-100rb

Pustaka : 50rb-100rb

Metode Penelitian : 50rb-100rb

Hasil Penelitian : 50rb-200rb

Reverensi :

Jurnal, artikel, koran, majalah, buku (harga menyesuaikan)

N.B :

1. Ambil lebih dari 1 jasa, ada diskon

2. Belum termasuk biaya print

3. Harga olahdata untuk data yang sudah direkapitulasi (bukan dalam bentuk kuesioner)

4. Data yang sudah disusun dalam file Excel lebih murah

Read On 0 comments

CONTOH TUGAS AKHIR KEBIDANAN

tingkat kecemasan selama periode perimenopause pada ibu bekerja di Cabang Dinas P dan K Kecamatan X, Kabupaten Y pada tahun 2008
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang/memasuki usia 50 tahun (Pakasi, 2000: 1). Perimenopause merupakan periode dengan keluhan memuncak, rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause (Kasdu, 2002: 3). Perimenopause akan dialami oleh semua perempuan yang berusia antara 45-55 tahun, walaupun dapat juga terjadi pada usia sekitar 35 tahun, dan pada mereka yang merokok dikatakan bahwa periode ini terjadi 1-2 tahun lebih awal (Kusumawardhani, 2006: 1).
Pada abad 21 ini, menopause merupakan masalah nasional, khususnya di Indonesia masalah menopause telah mulai dirasakan untuk diatasi (Pakasi, 2000: 53). Masa perimenopause dapat berakhir dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun. Ada mitos yang mengatakan bahwa normal jika perempuan yang memasuki masa menopause akan mengalami kecemasan. Perempuan yang mengalaminya harus diperlakukan dan mendapat perhatian yang sama seperti mereka yang mengalami gangguan penyakit lainnya. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami kecemasan jauh lebih tinggi daripada laki-laki. Kecemasan dapat menjadi penyakit yang sangat menganggu, menghambat aktivitas sehari-hari. Selain itu, kecemasan dapat menyebabkan depresi. Pada mood depresi muncul perasaan sedih, menangis, rasa hampa, mudah marah, dan dapat muncul ide-ide bunuh diri bahkan usaha untuk melakukan bunuh diri (Kusumawardhani, 2006: 5). Komplikasi pada ibu menopouse yaitu dapat berlanjut pada gangguan jiwa. Lubis dkk tahun 2002 melaporkan bahwa 2,03 % ibu mengalami gangguan kejiwaan pada masa menopouse.
Banyak mitos yang dipercaya tentang kejadian-kejadian pada masa menopouse seperti perubahan-perubahan perilaku, mudah marah, atau suasana hati cemas tanpa sebab yang jelas. Kebanyakan kasus cemas lebih terkait pada keadaan sosial atau lingkungan, seperti kehilangan peran, pensiun, atau hal-hal yang sering disebut dengan krisis setengah baya (Kusumawardhani, 2006 : 2).
Banyak pula wanita yang mengalami kecemasan atau depresi mental, karena beranggapan bahwa tugasnya sebagai seorang perempuan sudah berakhir atau tamat. Tak kurang pula yang dirisaukan oleh prasangka buruk bahwa suaminya akan berpaling pada wanita lain, karena dirinya sudah tidak menarik lagi (Margatan,1996: 44).
Masa perimenopause merupakan periode kehidupan yang bermasalah. Kecemasan pada wanita dalam menghadapi periode perimenopause sering dirasakan pada ibu yang bekerja. Sebagian besar dari mereka mengeluhkan bahwa kecemasan yang ada pada dirinya ini dapat mengganggau kinerjanya sebagai perempuan karir yang bekerja di ruang publik. Selain itu juga dapat mengganggu kerukunan dalam hubungan suami istri. Dengan perkataan lain, bahwa dalam menghadapi periode perimenopause ini, banyak wanita bekerja yang menderita gangguan ”biopsikososial” yang dapat mengganggu citra atau mutu kehidupannya (Hidayat, 2005: 332).
Jumlah wanita berusia diatas 50 tahun pada tahun 1997 mencapai 14,7% dari jumlah seluruh perempuan yang ada di Indonesia. Sedangkan pada tahun 2000 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mencapai 15,2% dari jumlah seluruh perempuan yang ada. Hal ini dapat kita simpulkan bahwa dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2000 jumlah perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause mengalami peningkatan sebesar 1,03% (Martaadisoebrata, 2005 : 95).
Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia di tahun 1995-2005 dengan jumlah penduduk perempuan diatas 50 tahun 15,9 juta jiwa. Jumlah penduduk usia lanjut khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 1997 tercatat dari 2.911.800 jiwa atau 10,1% dari seluruh penduduk DIY. Pada tahun 1998 jumlah lansia di DIY mencapai 11,1% yang terdiri dari 6,5% lansia wanita dan 4,6% lansia laki-laki. Besarnya proporsi orang yang berusia lanjut di DIY mengisyaratkan tingginya usia harapan hidup sehingga semakin meningkatnya usia harapan hidup maka semakin tinggi pula jumlah penduduk usia menopause (Hidayati, 2006: 2).
Pada tahun 2006 usia harapan hidup (UHH) wanita Indonesia mengalami peningkatan, pada tahun 2004 mencapai 66,2 tahun dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 69,4. Adanya peningkatan UHH wanita yaitu usia 69,4 tahun ini disebabkan oleh kondisi lingkungan hidup yang lebih baik telah membantu pencegahan penyakit. Jika UHH mencapai 70 tahun maka berarti hampir sepertiga usia perempuan dijalani pada masa perimenopause dan pasca menopause (Kusumawardhani, 2006: 2). Di DIY sendiri usia harapan hidup rata-rata pada tahun 2007 mencapai 72,5 tahun (www.bapedapemda-diy.go.id , diperoleh pada tanggal 3 Oktober 2007). Sedangkan di kabupaten Bantul usia harapan hidupnya mencapai umur 70 tahun untuk laki-laki dan 72 tahun untuk perempuan (www.bantul.go.id , diperoleh pada tanggal 3 Oktober 2007).
Keterlibatan pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah menopause antara lain bekerja sama dengan tim dari berbagai disiplin keahlian ilmu misalnya Psikologi dan Spesialis Obstetri Ginekologi melalui berbagai posyandu khusus ibu menopouse sebagai tempat efektif untuk memberikan informasi tentang premenopause, menopause dan pascamenopause. Penyertaan organisasi-organisasi wanita atau organisasi khusus menopause misalnya organisasi PPKW (Perhimpunan Penyantun Kesejahteraan Wanita), Komunitas Internasional Menopause atau Internasional Menopouse Sosiety (IMS) sebagai salah satu organisasi dunia yang menangani masalah menopause (Pakasi, 2000: 19).
Peran bidan di komunitas yaitu dengan memberikan konseling yang dilakukan di wilayah kerjanya sebagai tempat yang efektif bagi bidan dalam memberikan informasi tentang pre-menopouse, menopause dan pasca menopause maupun di instansi - instansi kesehatan yang bekerja sama dengan dokter, perawat maupun teknis laboratorium, serta mereka yang berorientasi pada masalah psikososial seperti konselor, psikolog, psikiatri, dan sosiolog (Martaadisoebrata, 2005 : 340).
Read On 1 comments

CONTOH SKRIPSI PENDIDIKAN BAHASA INGRIS

DICTATION AS A TESTING TECHNIQUE IN MEASURING
THE STUDENTS’ LISTENING MASTERY
(A Case Study of the Fifth Grade Students of SDN X in the Academic Year of 2008/2009)

CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 General Background of the Study
Language is the most important thing for people as a means of
communication. It is basically a means of both oral and written communication.
People use language to express their ideas and wishes to others’ people such as
when they need others help so that close relation among members of the group
can be carried out (Ramelan, 1993: 8). Ramelan further states that “the use of
language enables the members of a social group to cooperate with one another for
their own benefit.”
It is important to learn English because it is an international language which is
used in many countries over the world and widely used in many sectors such as
information, trade, education, etc.
In Indonesia, English has an important role especially in education. Therefore,
English is taught as the first foreign language in all levels of schools and language
courses. In elementary school, English has been taught as a local content. Since
The Basic Course Outlines of the 2004 Curriculum states that the objective of
learning English at elementary school as a local content is to develop students'
communication ability in the context of school (2004: 7). It means that the
students are expected to be able to make simple transactional and interpersonal
conversation which is potentially needed to communicate in the context of school.
Here, the teacher plays important role since he has to be able to set students
interest and motivation in learning English in order to develop students’ ability to communicate using all the resources they have already acquired to interact with
others about their needs and interest.
In this study, I will focus on teaching listening in elementary school
considering that in learning language listening is the skill that children acquire
first. Listening is important to support learning English especially in enriching
vocabulary and gaining a large portion of their education. Therefore I consider
that listening can be taught at elementary schools.
There is no doubt that elementary students face some difficulties in learning
English because learning English as a second language is something new for
them, and it is different from learning their native language. Some of the students
think that English is difficult and some of them are curious and like to learn
English. The way in encouraging children to become accustomed to learn English
is by giving them listening material occasionally, in order to make the children
familiar with the language by listening its word and sentences.
In fact, listening is seldom taught in primary school. Although it is the first
skill which will be learned before the students have mastered the three other
skills; speaking, reading, and writing. Rost (1991: 3) states that progress in
listening will provide a basis for development of other language skills. In learning
language, students use listening to begin the process of learning to comprehend
and produce language. By listening to the language around them, they are
demanded to get the knowledge of speaking and get an introduction to reading
and writing.
Due to the importance of listening as explained above, the teachers have to
develop students’ listening ability since it is the first stage they learned English.
By developing students’ ability to listen well, the teachers develop their students’
ability to become more independent learners, as the students will be able to
reproduce language accurately and refine their understanding of grammar and
develop their own vocabulary. The better students improve their listening ability,
the better they reach the achievement in listening. Teachers, therefore, should
explore a new productive strategy in brightening listening classes in order to
encourage students in learning listening skill. They should create interesting and
entertaining materials to motivate the students’ active responds in doing listening
exercise. After the teaching and learning process and all the materials are given to
the students, there is an expectation that students will make a progress in their
study. To know whether the students make some progress in their study, it is
useful for teacher to conduct a test or an examination at the end of a program. So
the students will be motivated to learn and master the materials which have been
taught by the teacher.
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH




Read On 0 comments

CONTOH SKRIPSI PENDIDIKAN BAHASA INGRIS ( FKIP )

STUDENTS’ CREATIVITY AND ITS RELATION TO
ENGLISH LEARNING ACHIEVEMENT
(A case study of the tenth grade students of SMA N X )
CHAPTER I
INTRODUCTION
1.1 Background of the Study
English is an important language. It becomes the international communication
language. In Indonesia, English is the first foreign language. Because English is
an important position, it is taught from the fourth grade of elementary school in
some schools as an alternative subject and from the first grade of junior high
school (SMP) up to third grade of senior high school (SMA) as one of the
compulsory subjects. The students of SMP and SMA are hoped to have enough
competence in English because it becomes a subject tested in UAN (Ujian Akhir
Nasional). The result of UAN has been satisfactory. This is supported by the fact
that UAN English score of SMP and SMA are successful. According to Bambang
as quoted from http://www.depdiknas.go.id (2006) explains that average score of
UAN in English is 7.54. It is higher than UAN standard which is 4.5. It means that
the score is satisfactory, but improvement is still needed to achieve the best result.
In order to reach the goal above, many experts of education try to reveal
the problems of English learning. To overcome the problems, they try to carry out
different attempts to improve English teaching learning processes. The
curriculum, approach, method, and technique of English teaching are always
revised and improved in order to meet the goals of the teaching learning process.
Sofiah (1998: 5) states that the success of the English teaching learning
processes at schools depends on the teachers for they are key figures in the classroom. It is considered that if the teachers do not have good competence in the
teaching learning process, the students will not achieve the objectives. In addition,
Sofiah states that the source of the problems is not the teacher, but also the
institution related to education. It is assumed that this institution is also
responsible to the results of teaching learning processes since its output is related
to the results of teaching learning processes.
Citrawati (2002: 8) states that there is another factor that may influence the
students' achievement: students' factor. The students as subjects in the learning
process have different characteristics. Each student differs in intelligence, sex,
socioeconomic background, motivation, attitude, and learning strategies.
Based on this view, the writer is interested in knowing what factors that
actually influence in learning English. This time, the focus of the study is on
students’ creativity. Creativity can be defined as thinking ability in managing a
problem referring to his experiences or knowledge. Creativity will make the
students sensitive to the problem they have, looking for the solutions and giving
the ideas to solve the problems in learning. For example, in English learning, the
students always find the difficulties although the teacher has explained the subject
and given information has been completed. The students having high creativity
tend to find the difficulty they have and look for the solution. The creative
students will have many alternatives in solving the difficulties in English learning.
The writer predicts that the students having high creativity are able to get better
achievement in English learning
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH




Read On 0 comments

CONTOH SKRIPSI ILMU KOMUNIKASI REPOSITIONING SEBUAH PRODUK

PROPOSAL SKRIPSI

REPOSITIONING PRODUK A

Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Repositioning PRODUK A melalui kampanye iklan - iklannya


  1. Judul Proposal Penelitian

Repositioning PRODUK A (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Repositioning PRODUK A melalui kampanye iklan – iklannya)

  1. Latar Belakang

Terdapat 140.000 iklan televisi yang dilihat oleh seorang anak yang telah berusia delapan belas tahun di Inggris. Di Swedia, rata – rata konsumen menerima 3000 iklan setiap harinya. Sebelas negara di Eropa telah mengudarakan lebih dari 6 juta iklan televisi per tahun. Para ahli mengatakan bahwa akan terjadi penambahan dari 150 saluran televisi menjadi 500 di Amerika (Rivkin 2000:74-75). Ini menunjukkan bahwa semakin banyak produk dan merek yang muncul di pasar. Setiap minggu pasti ada puluhan merek baru beredar di pasar, tidak tahu siapa produsennya tetapi membuat pasar penuh sesak dan persaingan merek semakin menggila (Majalah Swa 9-22 Agustus 2007). Ini membuat sebuah positioning atau penempatan merk yang tegas semakin diperlukan, agar merek tersebut bisa tetap bertahan.

Penempatan merek ini tentu saja ada dalam benak pelanggan. Melalui positioning, pelanggan diberitahu apa benefit dari merek tersebut terhadapnya. Sebuah positioning sangat penting karena dengan positioning sebuah merek terlihat perbedaannya dengan merek lain dalam kategori produk yang sejenis. Hal ini yang memberi reason why bagi pelanggan untuk memilih merek tersebut bukan merek lain.

Seperti yang dilakukan Aqua ketika mendidik konsumennya agar beralih dari air PDAM ke air minum dalam kemasan. Aqua memposisikan dirinya sebagai air sehat setiap saat dan mengklaim produknya sebagai mountain spring water dengan kualitas air yang lebih baik dari air PDAM. Dengan positioning ini Aqua ingin mendidik konsumennya agar rutin mengkonsumsi Aqua. Dan positioning ini berhasil menancap di benak konsumen, Ini terlihat dengan berdirinya Aqua sebagai market leader air mineral. Total kapasitas grup Aqua adalah sekitar 1, 75 milyar liter per tahun. Bila Aqua menguasai sekitar 50%, maka total kapasitas produksi di Indonesia untuk air minum dalam kemasan sekitar 3, 5 milyar liter. Ini jumlah yang cukup besar untuk negara berkembang seperti Indonesia. (Irawan 2002:31-32). Ditambah lagi, Aqua adalah salah satu Long-Life Brand di Indonesia yang artinya sudah berusia lebih dari 25 tahun dan tetap eksis (Majalah Swa,26 Juli-8Agustus 2007).

Sebuah positioning harus dilakukan dengan dinamis. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, membuat situasi pasar juga berubah. Pelanggan yang dahulu berusia 8 tahun kini sudah mencapai 25 tahun. Pelanggan yang dulu disegmentasikan ke dalam golongan remaja kini telah menjadi wanita dan pria dewasa yang mapan. Hal ini juga turut mempengaruhi posisi merek bagi pelanggan. Jika situasi berubah sedemikian rupa, dan sikap pelanggan mulai berubah terhadap merek maka diperlukan suatu usaha pembenahan terhadap positioning merek tersebut. Harus dicermati apa yang menjadi penyebab berubahnya sikap konsumen terhadap merek, apa bagian dari merek yang masih melekat di benak konsumen. Dengan kata lain diperlukan sebuah repositioning bagi merek agar dapat kembali diterima oleh konsumen yang telah berubah. Seperti yang dilakukan oleh Cerebrovit.............................





UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH

Read On 0 comments

CONTOH SKRIPSI ILMU PENDIDIKAN PGSD KEPENDIDIKAN

METODE PENELITIAN

Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2002:136).

Sedangkan instrumen pada penelitian ini adalah :

a) Stadiometer untuk pengukuran tinggi badan dengan satuan pengukuran sentimeter (cm), dengan ketelitian pengukuran satu angka dibelakang koma (0,1) dan telah diujikan di Dinas Meteorologi.

b) Timbangan badan untuk mengukur berat badan dengan satuan pengukuran Kilogram (Kg) dengan ketelitian pengukuran satu angka dibelakang koma (0,1) dan telah diujikan di Dinas Meteorologi.

Dari hasil rumus tersebut kemudian dimasukan dalam kriteria penilaian status gizi. Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data terlebih dahulu diujikan ke Dinas Meteorologi untuk mendapatkan kepastian alat yang digunakan benar-benar sesuai dengan standar internasional dan benar-benar memiliki reliabilitas yang baik.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survei dengan teknik pengukuran.

Untuk pengambilan data siswa dipanggil satu-satu lalu diukur tinggi badan dan berat badannya secara langsung. Agar sesuai dengan rencana pada saat pengumpulan data maka perlu disusun langkah sebagai berikut :

a. Berat Badan

Berat badan dipergunakan untuk mengevaluasi keseimbangan asupan makanan dengan energi yang dikeluarkan untuk aktifitas. Penimbangan dilakukan oleh dua orang petugas, petugas pertama bertugas sebagai pencatat hasil dan memanggil testee satu per satu secara berurutan sedangkan petugas yang kedua bertugas sebagai pengamat dan melaporkan hasil pengukuran kepada petugas pertama. Pada waktu penimbangan testee menggunakan pakaian seminim mungkin dan tubuh dalam keadaan tidak berkeringat. Hasil pengukuran dengan satuan kilogram dengan ketelitian pengukuran 0,1.

b. Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan diperlukan sebagai parameter status gizi berdasarkan berat badan terhadap tinggi badan. Pengukuran dilakukan dengan sikap terdiri tegak tanpa sepatu. Pengukuran tinggi badan juga dilakukan oleh dua orang petugas. Petugas pertama bertugas sebagai pencatat hasil dan memanggil testee sesuai urutan. Sedangkan petugas yang kedua bertugas mengamati hasil dan melaporkannya kepada petugas pertama. Djoko Pekik (2006:07) menjelaskan bahwa pengukuran tinggi badan menggunakan pola sentimeter yang fleksibel dan tidak elastis yang ditempelkan secara vertikal pada dinding atau tiang tegak atau menggunakan alat pengukur tinggi badan “Microtoise”.




UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH

Read On 0 comments

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI FISIPOL

A. Judul Penelitian

HUKUMAN MATI PELAKU BOM BALI DALAM PEMBERITAAN MEDIA (ANALISIS FRAMING TERHADAP PEMBERITAAN EKSKUSI MATI ”AMROZI CS” PADA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS DAN SURAT KABAR HARIAN REPUBLIKA)

B. Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan ekskusi mati bagi Amrozi CS selaku terdakwa dalam kasus pengeboman di Kuta Bali sempat menggemparkan media pemberitaan, baik itu media cetak maupun media elektronik. Ekskusi mati yang dilaksanakan pada bulan ontober 2008 lalu telah disiarkan oleh media sejak beberapa minggu sebelumnya. Penyiaran tentang rencana ekskusi sampai dengan pelaksanaannya ini disajikan dengan berbagai versi.

Bom Bali terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002 di kota kecamatan Kuta di pulau Bali, Indonesia, mengorbankan 202 orang dan mencederakan 209 yang lain, kebanyakan merupakan wisatawan asing (http://www.indo.com/bali121002/). Peristiwa ini sering dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.

Bom bali juga terjadi pada pada 1 Oktober 2005. Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196 lainnya luka-luka. Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Inspektur Jenderal (Purn.)Ansyaad Mbai, bukti awal menandakan bahwa serangan ini dilakukan oleh paling tidak tiga pengebom bunuh diri dalam model yang mirip dengan pengeboman tahun 2002 (Kompas, 11 November 2005).





UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH
UNTUK LENGKAPNYA (MAU KONSULTASI ATAU MAU BELI SOFTCOPY JURNAL , TA, THESIS SOFTCOPY LENGKAP) SILAHKAN HUBUNGI 0819 0421 5433 atau 0818 0260 7177. MAKASIH

Read On 0 comments
 

About me | Author Contact | Powered By Blogspot | © Copyright  2008